Dear Diary,
Apa yang bisa kalian dapet dari
pertemuan selain perpisahan yang menyakitkan?
Jangan nanya, aku juga nggak bisa
njawabnya. Aku bingung harus gimana. Langkah apa yang harus aku ambil. Kata2nya
itu benar sungguh menampar, mencabik2 rasaku. Antara ingin dan nggak, antara
harus dan nggak, whatever, aku cuman pengen orang itu bahagia.
Malam ini,
jemari menari namun jiwa entah
dimana. Berpetualang jauh, sampai tempat yang begitu tak aku kenal. Hingga, aku
memandang tapi kosong, aku merasa tapi hambar. Sakit, amat sakit.
Dulu aku pernah berjanji untuk
selalu disisinya, untuk tidak pernah meninggalkannya. Tapi untuk apa kalo cuman
bikin sedih? Kalo kenyataannya dia merasa hidupnya berubah sebabku. Dia merindukan
bahagianya. Makhluk macam apa aku ini?
We're not same. Aren't we? |
Aku pikir adanya aku bisa ngasih
warna di hidupnya, kaya pelangi, yang warna-warni dan indah. Tapi ternyata aku
cuman mendung yang selalu nutup2n pelangi. Iya kn?
Hhhhhhhhh, aku capek.
Aku pengen nyimpen rapet2
perasaan ini, aku taro peti, gembok, pendem bawah tanah. Cuman sama kalian aku
cerita, jadi jangan bilang siapa2 ya!
0 komentar:
Posting Komentar