Rabu, 25 September 2013

Pertigaan?



Berjalanlah terus
Lurus dan jangan belok-belok
Jangan pernah nengok

Walaupun aku ngga berjalan searah lagi sama kamu,
Aku berbelok arah dipertigaan,
Tapi aku belum pernah tau,
Ada apa diujung jalan sana,
Apa berujung sama,
Atau tidak?

Aku hanya sedang mencari celah,
Siapa tau jalan ini benar jalanku,
Dan benar,
Aku menemukan yang tidak bisa aku temukan di jalan yang pernah kita lalui bareng.

Berjuanglah sebaik yang kamu bisa,
Siapa tau jalan kita ujungnya sama.

Hiduplah dengan baik,
Makan dengan benar,
Karena aku juga akan begitu.

Berjuanglah,
Karena siapa tau jalan kita berujung sama…

Jumat, 16 Agustus 2013

Cintapucinno (draft bab II :p ) – By Siwia

-----
Ini adalah bukan waktu yang spesial. Hanya sepotong sore yang mengingatkanku pada janjimu beberapa hari yang lalu.

Janji untuk meminangku dua tahun lagi. Jika kelak terwujud, maka ini akan menjadi salah satu kado spesial dariku untukmu. Dan jika tidak, benar ini hanya akan menjadi sepotong kenangan yang akan dikenang atau dibuang.

Teruntuk Cinta Pertama-ku,
Berjalan di jalan yang terjal dan berbatu
Berterikkan matahari
Bermandikan peluh
Berteman kepedihan
Kita telah melewatinya dengan tidak mudah.

Sempat beberapa kali aku berkeinginan untuk berhenti, tapi aku tak melakukannya. Iya, kau selalu menyadarkanku, atau memaksaku, entahlah. Kau selalu membuatku bertahan.

Meski tak disetiap lelahku kau ada, tak disetiap butuhku kau menemani, meski seribu kadang kau menghilang entah kemana, aku tak bisa membencimu. Hanya terus mencintaimu.

Di sadarku, aku selalu berpikir, kau juga pasti merasakannya.
Maafkan aku, karena seribu alasan selalu menyalahkanmu. Kau boleh marah, hanya karena kau tak tahu betapa aku sangat bergantung padamu.

Apa aku boleh jujur, sayang?
Aku sebenarnya tak punya banyak alasan lagi untuk bertahan. Aku tak tahu, apa yang membuatku tetap berdiri. Semua begitu rumit. Banyak sekali alasan aku untuk membencimu. Aku tau betul alasan untuk itu. Aku benar sangat membencimu. Tapi jauh didalam hatiku, aku sangat-sangat mencintaimu. Sampai-sampai aku menangis di tengah malam karena memikirkanmu. Aku tak tahu apa lebihmu sehingga aku begitu mencintaimu. Aku betul tak tahu apa alasan ku mencintaimu.

Aku pasti sangat merepotkan, iya kan, sayang?
Aku selalu memikirkan diriku sendiri tanpa bertanya apa yang sebenarnya juga kau rasakan.

Dan, sayang, jika saat kau membaca ini adalah hari pernikahan kita, maka aku memberikan penghargaan yang tak terlukiskan oleh langit dan bumi. Terimakasih karena telah mencintaiku sejauh ini.

Kisah ini tak akan pernah berhenti kan, sayang?

Kau yang terhebat karena telah meluluhkanku. Maka sebagai penghargaan, kau boleh memilikiku, selamanya.

Dari,
Sepotong sore di masa lalu.